
Ilmu adalah Cahaya – Yang Seharusnya!
“Apakah benar bahwa ilmu itu adalah cahaya…” gumam Wak Abdul lirih dikesunyian malam itu…
“Tapi kenapa masih banyak orang berilmu tapi tidak mencerminkan sifat-sifat cahaya? tidak menerangi dan tidak pula mencerahkan? renung Wak Abdul sambil menundukkan kepalanya dan mulai berpikir…
Angin malam semakin terasa sejuk, Wak Abdul mulai gelisah dan berharap jawaban atas renungan malamnya…
“Oh angin malam, apakah ilmu itu disebut cahaya hanya untuk orang yang hatinya bersih?” teriak hati Wak Abdul sambil menengadahkan wajahnya kelangit…
Seakan menerima ilham, Wak Abdul lantas mengganguk-angguk senang, tersenyum sendiri dan seoalah ingin berkata kepada dirinya. “Iya, iya pasti inilah jawabannya seru Wak Abdul lega.
Segera Wak Abdul bergegas mengambil secarik kertas dan menuliskan sebuah catatan malam ;
Sekarang barulah aku tahu; bahwa memang betul ilmu itu adalah cahaya, itu yang seharusnya. Tetapi ilmu itu akan menjadi cahaya hanya untuk wadah yang bersih, untuk hati yang suci.
Sementara untuk wadah yang kotor, hati yang kelam tidak bisa membuat ilmu itu menjadi cahaya. Ilmu yang dicari dan diburu untuk kepentingan materi dan urusan duniawi semata, maka ia hanya sampai kepada tujuan materialnya itu saja, yaitu hanya sekedar menjadi objek analisis. Alih-alih Ilmu itu akan menjadi cahaya, ia bahkan akan menjauhkan pemiliknya dari Tuhan Sang Pemilik Cahaya itu sendiri.